Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Sahabatku, agar kita dapat meraih kebahagiaan hidup dunia dan akhirat tentu yang paling mendasar dalam hal ini adalah dengan beriman dan beramal shalih, sebagaimana Allah berfirman:
مَنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَلَنُحۡيِيَنَّهُ حَيَوٰةٗ طَيِّبَةٗۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” [Qs. An-Nahl 16:97]
Dalam ayat ini Allah menyebutkan balasan bagi orang-orang yang berbuat baik disertai dengan keimanan (karena keimanan adalah syarat sah diterimanya amal shalih). Maka baginya akan mendapatkan kehidupan yang baik di dunia serta balasan kebaikan dunia dan akhirat.
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman.” Keberadaan iman menjadi syarat sah dan diterimanya amalan shalih. Bahkan tidak bisa disebut amal shalih kecuali disertai dengan keimanan, karena iman menuntut munculnya amal shalih.
Sesungguhnya iman adalah pembenaran yang teguh lagi membuahkan amalan-amalan anggota badan, baik perbuatan yang wajib maupun sunnah.
Barangsiapa telah mengkombinasikan antara iman dan amal shalih, “maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” Hal tersebut dengan pemberian ketentraman hati dan ketenangan jiwa serta tiada menoleh kepada obyek yang mengganggu hatinya, dan Allah memberinya rizki yang halal lagi baik dari arah yang tidak disangka-sangka.
“Dan sungguh akan Kami berikan balasan kepada mereka,” (di akhirat) “dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan,” berupa aneka kenikmatan (surgawi) yang tidak pernah dilihat oleh pandangan mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terbetik di dalam hati manusia. Maka Allah memberinya kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat.
Oleh karena itu orang-orang yang beriman dengan iman yang benar dan senantiasa beramal shalih. Maka mereka memiliki pijakan yang jelas dalam hidupnya, hatinya akan selalu teguh dangerak langkahnya selalu pasti karena mengharap ridha dan ampunan dari Allah.
Kemudian, mereka selalu menjaga hatinya agar selalu mengingat yang baik-baik, lisannya tidak berucap kecuali ucapan yang baik-baik, pandangannya di jauhkan dari sesuatu yang buruk, telinganya mendengar sesuatu yang bisa menambah kebaikan dan selalu menerima apapun yang datang kepada, baik yang berbentuk kebahagiaan dan kesenangan atau penderitaan dan kesedihan.
Jika yang ditakdirkan kebaikan dan kemudahan kepadanya maka pasti akan datang, begitupula sebaliknya jika yang ditakdirkan kesulitan dan musibah yang akan datang kepadanya maka pasti akan datang.
Jika mereka mendapatkan sesuatu yang dicintai dan disenangi, mereka menerimanya dengan rasa syukur kepada Allah dan mereka gunakan pemberian tersebut untuk kebaikan.
Maka dari sana timbullah perasaan gembira dan berharap kepada Allah agar kebaikan itu terus ada pada dirinya dan mengandung keberkahan dalam kehidupan dan berharap agar Allah memberikan pahala dari apa yang dia kerjakan dari kebaikan yang telah dikerjakan.
Karena bentuk penerimaannya dengan rasa syukur, pastilah kenikmatan itu akan terus bertambah, semakin bersyukur maka akan semakin bertambah kenikmatan dan keberkahan.
Kemudian, jika mendapatkan keburukan dan kesulitan mereka hadapi sesuai kemampuan dan mereka sabar dengan keburukan dan kesulitan yang sedang mereka alami, karena mereka menyadari bahwa tidak bisa lari dari keburukan dan kesulitan itu. Hanya satu jalan yang harus ditempuh, yaitu melewatinya dengan penuh kesabaran. Yakin bahwa setelah kesulitan itu pasti Allah berikan kemudahan dalam setiap urusan.
Maka dengannya orang-orang yang mampu bersabar ketika ditimpa keburukan dan kesulitan mereka akan mendapatkan hikmah yang luar biasa untuk bekal kehidupannya, kesulitan-kesulitan tersebut akan mampu memberikan pengalaman berharga dan bahkan membuatnya menjadi lebih baik dari yang telah berlalu.
Diantara hal yang menjadi pengalaman berharganya yaitu jadi tahu bagaimana cara menghadapi permasalahan hidup dan membuat diri menjadi semakin kuat menahan cobaan.
Ilmu sabarnya bertambah dan tambah yakin bahwa berharap dan memohon pertolongan hanya kepada Allah adalah kunci dari segala kesulitannya.
Setelah hilang kesulitan datanglah kemudahan dan harapan yang baik. Yang dengannya kita tergerak untuk lebih memaksimalkan nikmat kemudahan yang Allah berikan kepada hal-hal yang bermanfaat, memaksimalkan nikmat kemudahan untuk beribadah kepada Allah dan memperkuat doa kemudahan dan harapan ridha dan karunia dari Allah.
Rasulullah menggambarkan hal ini dalam hadits dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah bersabda,
عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنً أَمْرَهُ كُلًهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرًاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرًاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya”. [HR. Muslim No. 5318]
Dalam hadits ini Rasulullah menggambarkan bahwa seorang mukmin akan mendapatkan berlipat-lipat kebaikan dan buah dari amal kebaikan yang dilakukannya. Buah kebaikan itu dia dapatkan baik dari kemudahan dan kenikmatan atau dia dapatkan dari kesulitan dan keburukan yang di hadapi.
Sahabatku, kita akan mendapati dua orang yang mengalami hal serupa baik berupa hal yang dicintai dan disenangi ataupun kesulitan dan keburukan, tetapi ada perbedaan yang besar antara keduanya dalam menerima dan mengatasi halnya. Ini terjadi karena berbeda keimanan dan amal shalih antara keduanya.
Respon pertama, ketika mendapati dirinya ditimpa kebaikan dan keburukan, maka dia hadapi dengan bentuk syukur dan sabar dengan segala konsekuensi yang akan dia hadapi.
Sehingga dengannya akan lahir dalam dirinya perasaan bahagia dan senang, hilang rasa gundah, kesedihan, perasaannya menjadi tenang, tidak merasa dihantu-hantui, kesempitan dada dan kehidupan sengsara, semuanya akan berganti dengan ketenangan dan kebahagiaan dalam menghadapi hari-harinya.
Respon kedua, ketika mendapatkan kesenangan maka dia menyombongkan diri dan melampaui batas. Akhlaknya jauh dari akhlak yang dicontohkan Rasulullah, padahal semestinya tau dengan semua kesenangan yang didapat itu, tidak akan pernah membuat hatinya tenang.
Bahkan kegelisahan yang selalu menyelimuti kehidupannya dan rasa takut akan hilangnya kenikmatan yang sedang dirasakan bahkan takut berlebihan kehilangan barang-barang mewah yang ada di rumah dan di depan halaman rumahnya dan ini diantara penyebab tidak akan pernah tenang.
Kemudian bisa jadi tidak pernah puas dengan apa yang sudah di miliki, sehingga mengharapkan dan membayang-bayangkan sesuatu yang belum ada dan belum tentu akan bisa dimiliki ataukah tidaknya. Sehingga ketika seperti ini, kenikmatan yang sedang dirasakan dan sudah dimiliki tidak akan pernah bisa dinikmati, bahkan akan menambah kegelisahan dalam kehidupannya.
Fokus dengan satu hal yang orang lain miliki dan menjadi lupa dengan berpuluh-puluh hal yang sedang dinikmati, artinya dia menginginkan satu kenikmatan yang dimiliki orang lain tetapi lupa mensyukuri kenikmatan yang begitu banyak yang sedang dinikmati.
Ketika mendapatkan kesulitan dan keburukan dia menerimanya dengan panik, ketakutan dan tidak tenang. Jika demikian penerimaannya maka kehidupan akan semakin sempit, dihantui dengan bayang-bayang buruk, kehidupannya tidak bisa dinikmati dan selalu tegang, semua bentuk penerimaan ini akan menambah lebih keruh dan lebih buruk permasalahan yang sedang dihadapi.
Karena permasalahannya tidak dia hadapi dengan ketenangan dan penerimaan yang baik yaitu dengan sabar kemudian berikhtiar mencari jalan keluar dan berharap kemudahan dari Allah.
Semua itu bisa kita saksikan lewat pengalaman, jika sahabat renungkan dan kaitkan dengan realita yang ada, maka sahabat akan mendapatkan perbedaan yang menonjol antara orang mukmin yang senantiasa mengamalkan tuntunan syariat dan orang-orang yang jauh dari syariat dalam menghadapi setiap persoalan hidup.
Dalam hal ini, agama mengajarkan tentang keesaan Allah, tentang ketentuan rizki semua makhluk. Syukur, sabar, sifat-sifat kebaikan termasuk mengajarkan bersifat qana’ah (merasa cukup) dari apa yang sedang dia rasakan dan apa yang di dapatkan dari yang halal. Sehingga seseorang jika benar-benar ketaatannya dan menjadikan syariat sebagai pedoman, maka akan menjadi solusi bagi kehidupannya.
Setiap mukmin jika suatu waktu ditimpa musibah berupa kesakitan atau kefakiran. Karena setiap orang memiliki kemungkinan yang sama tentang hal ini, lalu dengan keimanannya dan memiliki rasa qana’ah dia menerima semua itu dengan penuh rasa penerimaan, ridha dengan semua yang Allah takdirkan untuknya, kemudian melihat orang-orang yang berada di bawahnya yang jauh lebih sengsara dari dirinya, maka bertambahlah rasa syukur dalam dirinya.
Bahkan boleh jadi dia lebih bahagia hidupnya karena memiliki sifat qana’ah dibandingkan dengan orang yang dalam pandangan dunia lebih baik tetapi tidak memiliki sifat qana’ah dalam dirinya.
Begitupula akan sahabat temui orang-orang yang tidak menjalankan nilai-nilai keimanan, manakala mendapatkan cobaan seperti kefakiran atau sakit, maka akan ditemui banyak diantara mereka yang mengeluh dengan musibah bahkan sebagian berputus asa dengan apa yang sedang dihadapinya.
Maka beruntunglah orang-orang yang bisa bersyukur dan bersabar ketika ditimpa musibah kemudian beramal dengan amalan shalih dan dibarengi dengan keimanan kepada Allah maka dengannya akan mendatangkan sebab-sebab mendapatkan kehidupan yang baik dari Allah dan mendapatkan pahala dari apa yang dikerjakannya.
Mudah-mudahan Allah jaga dan istiqamahkan kita dalam agamanya dan Allah memberikan kehidupan yang baik bagi kita di dunia sampai syurga-Nya. Allahumma Aamiin.